Beberapa waktu lalu, ketika aku mengikuti kelas jurnalistik, instruktur yang mengajarku terdengar sangat penasaran dengan apa yang kulakukan dengan ponsel. Hal tersebut tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulutnya, menanyakan bagaimana aku bisa menggunakan ponsel, dan laptop.
Menjadi Tunanetra Dewasa
Aku jadi ingat pengalamanku berkenalan dengan beragam teknologi canggih ini. Awalnya, sebagai sosok yang berpenglihatan normal, aku tidak mengalami kesulitan dalam mengoperasikan ponsel ataupun komputer. Namun tahun 2003, saat aku berusia 27 tahun, semuanya berubah. Dokter mata memvonis-ku terkena penyakit mata retinitis pigmentosa yang menyebabkan penglihatanku menurun secara bertahap hingga buta sama sekali.
Meski tak mudah menerima kenyataan bahwa aku akan menjadi seorang tunanetra, namun berkat dukungan keluarga, teman dan sahabat, aku pun mulai bangkit dan mencari informasi terkait tunanetra.
Menemukan Komunitas yang Tepat
Di Jakarta, aku menemukan beberapa komunitas tunanetra. Aku pun memberanikan diri untuk datang dan berkenalan dengan teman-teman tunanetra. Di sanalah aku mengetahui bahwa ternyata tunanetra juga bisa mengoperasikan ponsel dan komputer secara mandiri.
Teknologi Untuk Tunanetra
Penasaran, aku memberanikan diri untuk bertanya kepada salah seorang tunanetra.
“Bagaimana caranya membaca dan menulis SMS? Apakah harus menggunakan ponsel khusus?”
Ia pun menjelaskan bahwa ponsel berbasis Symbian yang digunakannya dilengkapi program pembaca layar yang disebut TALKS. Program ini akan membacakan setiap huruf, kata dan kalimat yang munccul di layar ponsel. Tidak perlu menggunakan ponsel khusus. Tetapi memang hanya ponsel berbasis Symbian dengan merek dan tipe tertentu yang bisa di instal program Talks. Kabar baiknya, saat ini sudah banyak ponsel pintar/berlayar sentuh yang memiliki fitur pembaca layarnya masing-masing, seperti voice over pada iPhone atau talkback pada ponsel berbasis Android yang bisa langsung diaktifkan pada menu aksesibilitas.
Pada dasarnya, ponsel pintar dan komputer yang aku dan teman-teman tunanetra gunakan sama seperti yang digunakan oleh orang awas (berpenglihatan normal). Bedanya, untuk PC desktop dan laptop harus dipasang perangkat lunak pembaca layar yang disebut JAWS (Job Access With Speech) yang berbayar, atau yang gratis seperti NVDA (Non Visual Desktop Access).
Sama halnya dengan Talks, perangkat lunak pembaca layar baik yang dipasang pada PC desktop/ laptop maupun di ponsel pintar itu akan menyuarakan/mengubah tulisan berupa huruf, kata, kalimat, tanda baca serta tampilan menu yang ada di layar menjadi suara (text to speech). Jadi, aku hanya perlu membiasakan diri untuk “melihat” dengan cara mendengar.
Membuka Peluang Kerja
Kemampuan dalam menggunakan teknologi, seperti penggunaan komputer mempunyai banyak manfaat, diantaranya membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal seperti operator di hotel, telemarketing di bank, penerjemah, penulis konten dan pekerjaan lain yang tidak membutuhkan banyak penglihatan, melainkan lebih focus pada pendengaran, suara atau pemikiran.
Menggali Potensi Diri
Selain bisa lebih mudah mendapatkan pekerjaan, teknologi juga memungkinkan aku untuk menggali potensi diri.
Tahun 2018, aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kursus content writing bagi tunanetra yang diadakan oleh Suarise yang bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra di Jakarta.
Untuk mengikuti kursus ini, peserta harus memiliki kemampuan dasar dalam mengoperasikan komputer/laptop, minimal bisa mengetik dengan sepuluh jari dan menguasai Microsoft Office (word dan Excel), serta mampu menggunakan ponsel pintar.
Selama kurang lebih enam bulan, aku dan teman-teman tunanetra yang lulus seleksi “di gojlok” oleh para instruktur, yang sudah berpengalaman di bidang penulisan konten lebih dari sepuluh tahun, tentang cara/teknik menulis artikel SEO (Search Engine Optimization) dan SEM (Search Engine Marketing) yang memenuhi standar mesin pencarian. Selama pelatihan, kami (para peserta dan instruktur) berkomunikasi dan berkoordinasi melalui WhatsApp grup.
Menjadi Content Writer
Saat dunia dilanda pandemi Covid-19, penggunaan komputer dan ponsel pintar menjadi suatu hal yang sangat krusial di hampir semua bidang kehidupan, sebut saja untuk bekerja, belajar, berbelanja, berkomunikasi, melakukan transaksi perbankan, dan sebagainya.
Berbekal kemampuan mengoperasikan ponsel pintar, komputer/laptop serta keterampilan menulis konten, aku pun memutuskan untuk menekuni profesi sebagai freelance content writer yang bisa kukerjakan dari rumah.
Untuk menghasilkan sebuah artikel yang bermutu, aku harus melakukan riset secara mendalam mengenai topik yang akan ditulis. Hal ini tentu membutuhkan jaringan Internet Provider yang mumpuni, lancar dan terjangkau secara finansial.
Paket IndiHome Khusus Penyandang Disabilitas
Seorang teman merekomendasikan agar aku mencoba program paket internet IndiHome khusus penyandang disabilitas dari Telkom Indonesia.
Program yang sudah disosialisasikan kepada masyarakat sejak Maret 2016 ini merupakan salah satu bentuk kepedulian serta upaya PT. Telkom Indonesia untuk mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan, khususnya menghilangkan kesenjangan digital (digital divide)
bagi penyandang disabilitas yang membutuhkan layanan Internet Provider.
Melalui program IndiHome paket khusus penyandang disabilitas ini juga berarti Telkom Indonesia telah turut melaksanakan Undang-Undang no 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat. Keren!
Aneka Fasilitas Paket Khusus Penyandang Disabilitas
Asyiknya lagi, pelanggan penyandang disabilitas hanya perlu mengeluarkan biaya setengahnya dari pelanggan biasa untuk menikmati layanan IndiHome triple play dari Telkom Indonesia dengan berbagai pilihan fasilitas mulai dari kecepatan Internet, layanan interactive TV dan sambungan telepon rumah dengan bonus 1000 menit. Mantap!
Cara Daftar Paket IndiHome Khusus Penyandang Disabilitas
Dengan dilengkapi surat keterangan penyandang disabilitas dari RT/RW setempat, pelanggan dapat mengajukan paket Internet tersebut keapada Telkom. Kemudian, Telkom akan melakukan proses verifikasi dan filtering agar fasilitas atau kemudahan ini tepat sasaran.
Untuk informasi selengkapnya, do follow https://indihome.co.id/
Wah, aku jadi tergiur untuk segera mendaftar paket khusus penyandang disabilitas dari Telkom ini guna mendukung profesiku sebagai content writer sekaligus melakukan berbagai aktivitas keseharian yang membutuhkan layanan Internet Provider yang mumpuni.
Daftar yuk, teman-teman!
***
Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi sebagai tunanetra dewasa. Artikel ini belum pernah diikut sertakan/dipublikasikan di media mana pun.