Mungkin belum banyak orang yang tahu, kalau tunanetra pun bisa mengoperasikan komputer/laptop dan ponsel pintar secara mandiri. Aku pun baru mengetahuinya ketika aku divonis dokter terkena penyakit mata retinitis pigmentosa yang mengakibatkan kebutaan saat aku berusia 27 tahun. Saat itu, mau tak mau aku harus belajar melakukan berbagai aktivitas kesehariannku dengan cara yang berbeda, mengalihkan fungsi penglihatanku ke empat indera yang lainnya.
Salah satunya cara mengoperasikan komputer/laptop dan ponsel, dimana aku harus mengalihkan fungsi penglihatan ke pendengaran.
Pada dasarnya, gadget yang digunakan oleh tunanetra itu sama dengan gadget pada umumnya. Hanya saja, semua gadget tersebut harus diinstal perangkat lunak pembaca layar untuk tunanetra yang berfungsi membacakan setiap huruf, kata, kalimat, serta tampilan menu yang ada di layar.
Ada dua perangkat lunak pembaca layar untuk komputer/laptop yang sering digunakan oleh teman-teman tunanetra, yaitu JAWS (Job Access With Speech) yang berbayar, dan NVDA (Non Visual Desktop Access) yang gratis.
Sedangkan untuk ponsel pintar sudah ada perangkat pembaca layar bawaannya masing-masing yang bisa langsung diaktifkan dari menu aksesibilitas.
Bagiku yang pernah berpenglihatan normal, hal ini agak menyulitkan. Aku harus bersabar mendengarkan suara pembaca layar yang membacakan huruf, kata, dan kalimat satu persatu; menelusurinya dari atas ke bawah, dari kiri ke kanan; tak bisa bernavigasi menggunakan mouse; tak bisa mengenali gambar/foto tanpa deskripsi gambar.. Ah, sungguh melelahkan!
Namun, semua rasa kesal, gemes dan capek itu terbayar ketika aku berhasil mengoperasikan semua gadget tersebut secara mandiri. Hore!
Senangnya, aku bisa memperoleh sebagian dari privasi dan kemandirianku. Aku bisa membaca/menulis pesan chat, berselancar di dunia maya, meng-up date berita/informasi terkini, melakukan transaksi perbankan secara daring, menggunakan aplikasi transportasi on line, dan sebagainya.
Aksesibilitas dan Teknologi Inklusif
Pada dasarnya, inovasi teknologi dapat membantu mobilitas tunanetra dalam beraktivitas, serta memenuhi kebutuhan dan kepuasan hidupnya.
Sayangnya, hingga kini masih banyak penyandang tunanetra yang belum bisa mengakses teknologi informasi dan komunikasi, terutama yang tinggal di pelosok daerah. Padahal, akses informasi dan komunikasi ini amatlah penting, karena ada banyak pengetahuan yang bisa diperoleh guna memenuhi kebutuhan penyandang tunanetra. Lagipula, memperoleh informasi adalah hak semua warga negara, tak terkecuali penyandang tunanetra. Selain itu, prinsip ini juga sejalan dengan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang sudah diregulasikan.
Agar aksesibilitas bisa tercapai, hal pertama yang harus dibuka adalah gerbang inklusif. So, inklusif adalah kata kunci untuk memulai aksesibilitas. Masyarakat perlu memiliki kesadaran akan sikap inklusif; sikap yang terbuka, ramah, meniadakan hambatan dan menyenangkan karena setiap warga masyarakat tanpa terkecuali saling menghargai dan merangkul setiap perbedaan.
Jika dikaitkan dengan teknologi inklusif, berarti teknologi tersebut harus dapat menjadi sarana bagi penyandang tunanetra dalam mengakses informasi.
IndiHome, Internet Bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia
Keberadaan internet sebagai bagian dari teknologi digital dengan segala kemudahannya, semestinya bisa dinikmati oleh setiap insan di seluruh dunia tanpa terkecuali, baik non disabilitas maupun disabilitas. Indonesia sudah seharusnya ramah disabilitas, salah satu pemahamannya, bisa disebarluaskan melalui berbagai macam program yang bisa diakses melalui internet.
IndiHome sebagai internet provider Indonesia dan produk kebanggaan PT. Telkom Indonesia, Yang memiliki banyak pengguna, diharapkan bisa merangkul para penyandang disabilitas serta merasakan manfaat internet, sehingga bisa membantu mewujudkan Indonesia ramah disabilitas.
Paket Khusus Penyandang Disabilitas
Sebagai upaya untuk menghilangkan kesenjangan digital (digital divide) sekaligus wujud kepedulian terhadap penyandang disabilitas yang membutuhkan layanan internet provider, Telkom Indonesia menyiapkan program IndiHome paket khusus penyandang disabilitas.
Melalui program tersebut, PT. Telkom Indonesia berupaya mewujudkan kesamaan kesempatan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Cukup dengan mengeluarkan biaya setengahnya dari pelanggan biasa, para pelanggan penyandang disabilitas dapat menikmati layanan IndiHome triple play dari Telkom dengan berbagai pilihan fasilitas mulai dari kecepatan Internet, layanan interactive TV dan sambungan telepon rumah dengan bonus 1000 menit. Dengan dilengkapi surat keterangan penyandang disabilitas dari RT/RW setempat, pelanggan sudah dapat mengajukan paket khusus tersebut. Kemudian, Telkom akan melakukan proses verifikasi dan filtering agar fasilitas atau kemudahan ini benar-benar sesuai sasaran.
Semoga pengembangan IndiHome paket khusus ini dapat membantu tunanetra dan penyandang disabilitas pada umumnya, agar lebih setara dalam mendapatkan akses pada infrastruktur telekomunikasi guna mengembangkan dan mengeksplorasi potensi diri, sehingga akan ada semakin banyak penyandang disabilitas yang mandiri dan mampu berkontribusi bagi keluarga, masyarakat dan negara.